Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Menilik Lokasi Masjid Jamik dan Pasar Pembangunan Dalam Peta Pangkalpinang Tahun 1898


PETABANGKA.COM - Muntok adalah pusat pemerintahan kolonial Belanda di Bangka. Pemerintah kolonial membangun berbagai fasilitas termasuk Rumah Residen (Residentehuis) di Muntok. Kota Pangkalpinang hanyalah satu dari 10 administratur  di Bangka.
Baru tahun 1913, Belanda memindahkan pusat pemerintah ke Pangkalpinang. Peta  Universitas Leiden diterbitkan  1898 menunjukkan pembagian Karisedenan Bangka (masih terpisah dari Belitung) menjadi empat Afdeelingen (asisten Residen), yakni Noord Bangka (Bangka Utara) pusatnya di Belinyu, Afdeelingen Muntok, Afdeelingen Soegailiat, Pangkalpinang, dan Afdeelinegn Zuid (Selatan) Bangka.
Setlah pindah ke Pangkalpinang sebagai pusat pemerintahan, sekaligus dibangun Residencehoofplaats (tempat tinggal residen) dan Kantor Residen. Masing-masing Asisten Residen memiliki wilayah Districten (Distrik/Kewedanan) yang dipimpin seorang Demang. dan setingkat di bawahnya ada Onder Districten (setingkat kecamatan) dipimpin Asisten Wedana.
Lalu pemerintah Belanda juga membagai wilayah administrasi di bawah kecamatan yang disebut dengan gewone plaats (tempat tinggal/kelurahan) dan kleka ( kampong) hingga vuurtoren sekelas dusun.
Pembagian administratif di Pangkalpinang  pada peta  1898 hingga tahun 1938, yaitu Afdeelingen Pangkalpinang (Residen),  Districteen  (Distrik) : Pangkalpinang dan Soengaiselan.  Onderdistricten (setingkat kecawatan/wedana) :  Pangkalpinang, Boekit, Mendobarat,  Soengaiselan,  Airanget  dan  Permisan.
Guna memudahkan komunikasi  pemerintah kolonial berpusat di Pangkalpinang, sudah dibangun jaringan telegrap dari Pangkalpinang (mulai dari Sungai Batoeroesa) ke Tanjoengpandan hingga  Muntok dan Palembang.
Kabel Telegraf berada di sepanjang jalan utama Pangkalpinang -Merawang-Soengailiat-Belinjoe, Pangkalpinang-Simpang-Muntok, Pangkalpinang-Soengaiselan, Pangkalpinang-Koba-Toboali- dan di sepanjang jalan pedalaman Pangkalpinang-Air Itam Tjina.
Saluran telepon membentang di sepanjang jalan utama Pangkalpinang-Merawang-Soengailiat-Belinjoe-Djeboes. Pangkalpinang-Soengaiselan-Poepoet. Pangkalpinang-Koba-Toboali.
Peta yang diterbitkan di Den Haag  Departemen Koloni, 1898 (Desain Topografi) itu membuat sket Kota Pangkalpinang yang masih sederhana. Pusat pemerintahan ada di Kantor Residen sekarang Polres Pangkalpinang bersebrangan dengan rumah Residen (seberang Alaun-alun Taman Merdeka). Sket itu juga menunjukkan Kantor Bankatin Winning (PT Timah) berikut rumah sakit di seberangnya. Lokasi pengadilan dan kantor pos masih utuh sampai saat ini. Dari arah Kantor Pos menuju ke Tuatunu ada Kampung Bukit (Rumdin Wakil Wlaikota).
Ada jalan menuju Semabung, Air Itam, Jalan Koba, Jalan Mentok, Kampung Jelutung, Melintang, dan Kampung Dalem. Di kawasn Pasar Pembangunan terdapat  kantor militer. Sepanjang sisi Sungai Rangkui (BNI) hingga Opas masuk dalam wilayah Kampung Katak. Sedangkan dari Jalan Sudirman menembus ke arah Lapangan Merdeka disebut Kampung Jawa (Belakang Hotel Sabrina).
Posisi sekolah untuk warga Eropa  sekarang ini masih bertahan dengan SMKN 1 Pangkalpinang. Sedangkan sekolah untuk pribumi sekitar kawasan Kampung Bintang sekarang. Tampak juga lokasi Masjid Jami sudah dibangun masa itu berdekatan dengan aliran Sungai Rangkui.
Sejarah Kota Pangkalpinang, yang ditulis Ahmad Elvian, menyatkan Pangkalpinang berdiri jauh sebelum peta Belanda tersebut. Menurut Elvian, Pangkalpinang berdiri ketika Kesultanan Palembang dari Mahmud Badarudin I kepada  Sultan Ahmad Najamudin I Adikusumo pada tanggal 17 September 1757. Ahmad Najamudin I Adikusumo  membuat kebijakan dan memerintajkan para tumenggung, kepala rakyat, depati maupun batin untuk mendirikan pangkal-pangkal di Bangka.
Pangkal diartikan sebagai tempat segala sesuatu aktivitas dimulai.Kebijakan mendirikan pangkal-pangkal sebagai tempat kedudukan demang yang berfungsi mengawasi pajak timah dari rakyat dan distribusi timah dari pangkal ke Sultan di Palembang. (*)

Rumah Residen Bangka di Pangkalpinang tahun 1895. Leiden University Libraries Digital Collections/CC BY 4.0/repro petabangka.com 2019.
Potongan peta pulau Bangka tahun 1898. Leiden University Libraries Digital Collections/CC BY 4.0/repro petabangka.com 2019.

Potongan peta pulau Bangka tahun 1898. Leiden University Libraries Digital Collections/CC BY 4.0/repro petabangka.com 2019.



Penulis : Albana
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber : petabangka.com.