Pejelasan Peta 1909 tentang Bangka: Pulau ini Berbukit, Bagian Bawahnya Kaya Timah
PETABANGKA.COM - Sejak ditemukan, pulau Bangka sudah dikenal dengan timahnya. Karena timah pula penguasaan Belanda atas Bangka. Sementara tanah di Bangka untuk pertanian sangat terbatas. Kebutuhan akan bahan pokok seperti beras didatangkan dari Jawa.
Penjelasan dalam peta dibuat oleh Belanda, bahwa timah di Bangka dan Belitung sudah ditambang oleh penambang asal China. Setelah 13 Agustus 1814, berdasarkan Konvensi London, Inggris menyerahkan kembali Kesultanan Palembang kepada VOC, termasuk Pulau Bangka. Untuk menggonjot pendapat dari timah, VOC mendatang pekerja dari China ke Bangka.
Atlas sekolah Hindia Belanda tahun 1909 dari www.delpher.nl/nl/boeken/ sedikit mendeskripsikan tentang Pulau Bangka. Bangka sebagai Residen dengan Muntok sebagai pusat pemerintahan sebelum pindah ke Pangkalpinang. Sedangkan di Belitung Asisiten Residen berpusat di Tanjungpandan.
Bangka dan Belitung bagian dari Provinsi Sumatera dengan Gubernur berkedudukan di Aceh dan Sumatera Bagaian Utara di Medan. Secara adiministrasif Bangka sama dengan Bengkulu, Lampung, Palembang, Riau dan Djambi, yaitu sebagai residen. Di bawah residen ada daerah countroler atau Wedana, seperti Jebus, Belinyu, Sungailiat, Baturusa, Pangkalpinang, Sungaiselan, dan Koba hingga Toboali.
“Pulau ini berbukit, sedikit yang bisa dilakukan untuk pertanian. Beras yang diperlukan untuk penduduk, harus dipasok dari Jawa. Bagian bawahnya lebih kaya timah, yang diekstrak oleh penambang dari Cina. Pulau Billiton membentuk area yang terpisah; alasannya kemudian menjadi asisten residen. Di sini juga tanahnya mengandung timah dan tambangnya oleh pekerja Cina.” Demikian penjelasan buku atlas itu pada halaman 30 ini.
Sebelum Belanda kembali menguasai Bangka, masa kekuasaan Inggris, Pulau Bangka dijadikan atas tiga divisi yang cenderung sesuai dengan pembagian wilayah eksplorasi atau penambangan timah.
Wilayah bagian Utara (northern division) yaitu wilayah Jebus (stocade of Teboos), Belinyu (stocade of Belinyoo), Sungailiat (stocade of Soongie-liat), serta Merawang (stocade of Marawang),
Wilayah bagian barat (western division) pulau Bangka meliputi wilayah Muntok (town of minto), Belo (village of Belo), Kotawaringin (stocade of Kooto Waringin, Distric Jeruk, Distric Peesang.
Dan terakhir wilayah bagian selatan timur pulau Bangka (south east division) yang meliputi hampir separuh pulau Bangka yaitu Pangkalpinang (stocade of Pangkal Penang), Sungaiselan
(Godong Selan), Bangkakota (Old Settlement of Banko Kotlo), Koba (Koba), Paku (Pakoo), Permis (Permissang), Olim (Oolim), dan Toboali (stocade of Tooboo-alie).
Pada masa Belanda pembagian wilayah juga sama, yaitu mengikuti wilayah operasi penambangan timah, hanya saja Bangka dibagai dalam 4 wilayah, yakni wilayah Barat tetap Mentok smapai ke Kelapa hingga Kota Waringin.
Sedangkan Wilayah Utara Mulai dari Jebus, Parit Tiga, Belinyu hingga perbatasan Riau Silip.
Sedangkan Riau Silip, Deniang, Sungailiat sampai Baturusa adalah wilayah Tengah dengan psuatnya di Sungailiat.
Pangkalpinang menjadi wilayah tersendiri dengan cakupan wilayah sebagai dari mendo Barat, Sungaiselan hingga Permis. Dan Selatan Banka, mulai dari Koba hingga Toboalai, termasuk Pulau Lepar dan Pongok. (*)
Penulis : Albana
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber : petabangka.com