Potret Jadul Muntok, Sisi Kehidupan Kota Tua di Pulau Bangka
PETABANGKA.COM - Muntok pernah menjadi kota utama di Pulau Bangka. Awal perkembangan Pulau Bangka dimulai dari kota di pesisir barat Bangka.
Bisa dikatakan Muntok adalah kota tua. Didirikan Abang Pahang, mertua Sultan Palembang Darusssalam Mahmud Badaruddin I (1720-1755) pada tahun 1722 dan menjadi ibu kota Karesidenan Bangka Belitung, sebelum dipindahkan oleh Residen J. Englenberg ke Pangkal Pinang pada tahun 1907.
Sebagai pusat pemerintahan Belanda di Bangka, kota ini semakin bertambah ramai dengan kemajuan yang pesat. Pada masa itu Kota Muntok memegang kekuasaan pemerintahan serta urusan penambangan biji timah di Pulau Bangka. Mengingat hasil penambangan yang menjanjikan,didatangkanlah orang – orang Cina, Siam, Kamboja dan Siantan yang berada di Johor yang ahli urusan timah.
Pelabuhan, permukiman Melayu, Tionghoa, bahkan orang Eropa berdiri di Muntok. Tahun 1811 Inggris pernah menggantikan kedudukan Belanda di Palembang dan pasukan Inggris pun pernah ditempatkan di Muntok dimana mereka mendirikan gudang senjata yang dikenal dengan sebutan Gudang Kuning. Pada tahun 1816 terjadilah perjanjian antara Inggris dengan Belanda yang menetapkan tanah jajahan Inggris dan Belanda, termasuk Pulau Bangka diserahkan ke tangan Belanda oleh Inggris di Kota Muntok.
Pada masa penjajahan Belanda perkembangan Muntok sebagai pusat kota ditandai dengan beberapa bangunan diantaranya adalah eks Kantor Penambangan Timah Bangka di Muntok ( eks Kantor Wilasi ) bernama Hoofdbureau Banka Tin Winning Bedriffdan sekaligus menjadi pusat pemerintahan ( residen ) Belanda di Pulau Bangka. Sekarang gedung ini telah menjadi Museum Timah Bangka Barat (https://muntokvolunteers.wordpress.com).
Tahun 1860 Belanda mendirikan upa dermaga atau jembatan panjang kearah laut yang disebut Ujung Brug untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di Muntok dan juga untuk memudahkan kapal – kapal besar Belanda untuk merapat di Muntok. Dalam perkembangan Pemerintahan Hindia Belanda, kota Muntok terbagi dalam klaster pemukiman masyarakat.
Seri Legacy Prof. dr. G. Schlegel diterbitkan tahun 1930 diambil dari https://digitalcollections.universiteitleiden.nl karya Dusseldorp, Wouter Theodorus van diterbitkan sekitar 1930 mengabadikan berbagai sisi kehidupan masyarakat di Kota Tua Pulau Bangka itu . Mulai dari pelabuhan, perkampungan hotel, jalan, penjara, hingga hingga kolam ikan budidaya.
Simak foto-foto sisi kehidupan masyarakat di Kota Tua itu masa kolonial Belanda di bawah ini. (*)
Nelayan di pantai Muntok. Leiden University Libraries Digital Collections/CC BY 4.0/repro petabangka.com 2019. |
Pelabuhan Muntok. Leiden University Libraries Digital Collections/CC BY 4.0/repro petabangka.com 2019. |
Penjara seumur hidup di Muntok di Bangka. Leiden University Libraries Digital Collections/CC BY 4.0/repro petabangka.com 2019. |
Kampung Melayu Muntok. Leiden University Libraries Digital Collections/CC BY 4.0/repro petabangka.com 2019. |
Kolam ikan di Muntok. Leiden University Libraries Digital Collections/CC BY 4.0/repro petabangka.com 2019. |
Penulis : Albana
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber : petabangka.com.