Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Seabad Silam Produksi Timah Babel Melebihi China


PETABANGKA.COM - China  abad 21 ini mengusai produksi maupun konsumsi timah dunia.  Negara dengan ekonomi yang kuat itu mampu memproduksi 124.000 ton atau 60 persen dari kebutuhan timah dunia. Sedangkan Indonesia tahun 2018 tercatat memproduksi timah mencapai 70.000 ton sekitar 25 persen pasar dunia.
Padahal 103 tahun silam, produksi timah China belumlah apa-apa dibandingkan dengan produksi timah dari Bangka dan Belitung. Pada tahun 1916 produksi timah Bangka dan Belitung mencapai 20.757 ton. Sedangkan China baru memproduski timahnya hanya 8.400 ton, tidak smapai separuhnya.
J. van deb Broek dalam bukunya  Tinmijnbouw ditulis tahun 1920 di Batavia dan diterbitkan di Belanda tahun 1921 (https://www.delpher.nl/)  mencatat produksi timah dari Bangka dan Belitung itu bersama dengan negara produsen timah lainnya di dunia, termasuk China, negara di Asia Tenggara, Afrika, Australia dan Amerika Latin. Negara-negara inipun sampai saat ini masih memproduksi timahnya.
Broek menulis khusus tentang penambangan timah di Bangka dan Belitung dalam buku setebal 65 halaman. Pada bagin pertama, dia menulis banyak yang telah ditulis mengenai lokasi cassiterids: tetapi kemungkinan besar Cassiterids (mineral timah oksida , SnO  ) berhubungan dengan Kepulauan Scilly, dan lebih khususnya dengan Cornwall (merupakan salah satu negara di Inggris bagian barat dayaluas wilayah 3.563 km²).
Dia melanjutkan jika deposit timah utama di dunia adalah negara-negara Federasi Melayu (Malaysia-Singapura), Siam (Myanmar), pulau di Kepulauan Hindia Belanda (Bangka, Belitung, dan Singkep), Bolivia, Cornwall, Australia, Cina, Nigeria, dan Afrika Selatan.
Broek hanya membahas tambang bijih timah di Hindia Belanda (Indonesia), dia katakan bahwa  timah di Hindai belanda hanya ditambang di Pulau Bangka, Belitung, dan Singkep. “Keberadaan bijih timah di Pulau Bangka, Billiton, Singkep, bagaimanapun, sangat penting,” tulis Broek.
Pada bagian ke empat, Broek membaha sejarah pertambangan timah di Bangka dan Belitung. Pada awalnya, tulis Broek,  perusahaan India Timur (Oost Indische Compagnie/East India Company)  membeli timah dari Sultan Palembang , karena Bangka masuk dalam Kesultanan Palembang. Kontrak pertama perdagangan timah Banka diselesaikan oleh East India Company dengan Sultan Palembang pada tahun 1722.
Lalu,kata Broek, kontrak diperpanjang beberapa kali, di mana East India Company perusahaan Belanda ini mendapatkan monopoli untuk pembelian timah. Pada tahun-tahun terakhir sebelum dominasi Inggris atas koloni wilayah Indonesia , produksi timah menurun karena serangan oleh bajak laut di beberapa desa penambangan timah Bangka sebagai akibat dari perang yang dilakukan Kompeni dengan penguasa Riau dan Lingga. Hingga 1801 produksi, yang pada pada paruh kedua abad ke-18 sekitar  3000 ton.
Pada tahun 1812, Sultan Palembang menyerahkan  Bangka dan Belitung kepada Inggris. Inggris memperkenalkan sistem penambangan timah yang sepenuhnya baru, dengan menempatkan perwakilan pemerintah dibantu oleh stafnya melakukan kontrak langsung dengan pekerja tambang. Berbeda dengan metode yang diikuti sampai saat itu, di mana pekerja tambang sepenuhnya bergantung pada pengelolaan tambang atau yang disebut kongsi. Konsekuensi dari ini adalah bahwa produksi meningkat dengan cepat lagi.
Bangka kemudian berada di bawah kekuasaan Belanda tahun 1816, dan sejak itu eksploitasi timah u didorong oleh pemerintah kolonial Belanda.
Sedangkan penambangan timah dimulai di Belitung, menurut Broek, kemungkinan besar sebelumnya dilakukan  oleh penduduk asli. Pada tahun 1851, keberadaan timah di Belitung  ditemukan, namun ditolak oleh seorang ahli pemerintah Belanda. Meskipun demikian, penyelidikan tetap dilakukan oleh pemegang konsesi pertambangan di Belitung. Pada tahun 1851 tambang pertama dibuka. Konsesi diambil alih pada tahun 1860 oleh perusahaan swasta (Billiton-Maatschappij). (*)

Produksi bijih Timah Dunia 1916 (ton).
Negara Eropa  (33.767)
Ameriak Serikat  (27.380)
Indo  Cina dll (1.775)     
Australia (3.435)     
Bolivia  (21.108)   
Cina  (8.400)   
Afrika Selatan (35)   
Nigeria (5.425)         
Banka  (18.759)       
Billiton  (1.998)       
Cornwell   (3.800)       
Total    (125.882)       
Produksi Timah Dunia 2016
1. China (121,000 Ton)
2. Indonesia (69,000 Ton)
3. Myanmar (45,000 Ton)
4. Peru (18,000 Ton)
5. Bolivia (18,000 Ton)
6. Brazil (18,000 Ton)
7. Republik Demokratik Kongo (9,000 ton)
8. Australia (7,000 Ton)
9. Nigeria (6,000 Ton)
10. Vietnam (5,000 Ton)
TOTAL :  298.000 Ton

Potret pertambangan timah bangka tahun 1920. Leiden University Libraries Digital Collections/CC BY 4.0/repro petabangka.com 2019.

Penulis : Albana
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber : petabangka.com.